Ramadhan tahun ini si Abang (udah 9 tahun nih, umurnya) bertekad bulat ingin menjalankan puasa secara penuh di setiap harinya. “Puasa sih gampaaang, cuma ga tahan haus aja” katanya. (pastilah dia seneng disuruh puasa, as you know, ‘kan dari bayi emang susah makan!!)
Maka setiap jam 3.30 pagi mulailah acara membangunkan abang untuk sahur. Biasanya Abang langsung cuci muka dan duduk di sofa depan tivi. (gak sanggup untuk duduk rapi di meja makan!!) Begitu Bunda menyiapkan makanan di piringnya dan menaruhnya di meja, mata Abang udah terpejam. Jadi, Bunda harus memberi serangkaian aba-aba di setiap suapan -- “abang, aaaa, buka mulutnya” – “abang, kunyah” – “abang, telan” – “ayo minum” dst, dst… (sementara mata Abang tetap terpejam). Beruntung acara-acara di tivi lumayan menghibur. Abang paling suka nonton program acara yang ada Jojon-nya. Jadi, kadang-kadang dia bisa membuka mata dan ketawa-ketawa menjelang subuh. Dan tentunya instruksi dari Bunda jadi tidak terlalu memberondong lagi.
Tapi, karena keributan yang terjadi setiap menjelang dan selama sahur, si Ade jadi bangun. Dengan mata jenakanya yang berbinar, setengah berlari Najya keluar dari kamar (membuat rambut ikalnya berkibar) dan langsung bergabung di sofa. “Hehe…”, kekehnya geli. Sahurnya biasa dibuka dengan mengisap jempol kanannya (ncot..ncot..ncot). Tak lama kemudian Ade minta susu. Kalau lagi lapar ia akan minta makan juga. Sehingga Bunda jadi punya tambahan tugas, menyuapi Ade juga!!
Yang bikin susah adalah, kalau Najya ikut sahur maka akan sulit baginya untuk tidur kembali. (pernah setelah sahur Najya malah menggambar dulu – sebagai yang punya hobi belajar ) Padahal tanpa acara sahur pun Najya paling susah untuk diajak mandi pagi dan berangkat sekolah. (rata-rata 1 – 1.5 jam untuk bisa membujuk Najya masuk ke kamar mandi dan berangkat). Bayangkan perjuangan membujuk si Ade kalau dia ikut sahur. Tapi, ga apa-apa lah, mudah-mudahan Najya bisa mulai belajar tentang puasa dan ibadah lain di bulan ramadhan.
Back to Abang…
Sesuai perjanjian, jika Abang bisa menamatkan puasa sampai maghrib di setiap harinya, akan ada reward (lumayan, beberapa rupiah laah..) yang akan diberikan di hari Lebaran. Sampai hari ke-14, Abang baru batal 2 hari. Karena pada saat itu Abang merasa pusing dan lemas. Biasanya dia akan menelepon Bunda ke kantor, “Bunda, aku lemes, boleh buka yaaa..”. Setelah Bunda sampai di rumah, abang berkata”Bunda, ga apa-apa hadiahnya dipotong setengahnya.” Dengan sedikit menahan tawa Bunda bilang, “Kalau ga sampai maghrib yaa gak dapet apa-apa donk, Bang”. Tanpa perlawanan berarti Abang setuju, karena dia juga ingat dengan deal di awal. Mmmh, nice try anyway, Bang!!
Ramadhan tak terasa sudah dua minggu, mudah-mudahan Abang bisa menamatkan puasanya dan semoga mendapat pahala dan cinta dari Allah.
Monday, October 09, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment