Thursday, May 18, 2006

percakapan menjelang tidur

percakapan dua malam yang lalu antara bunda dan najya menjelang tidur...

bunda : najya, udah mau bobo?
najya : iya, bun..
bunda : udah mau ke tempat tidur ya, de?
najya : yup!
bunda : udah mau merem ya?
najya : yup!
bunda : mau minum susu, de?
najya : mau...
bunda : bunda bikinin susu ya, de...
najya : boleh, kalau bunda ga keberatan
bunda : .......
(speechless.. aduh baik banget anak gw.... ihik)
ya...nggaaa lah, de. bunda ga keberatan bikin susu untuk najya
najya : bunda kan keberatan...
bunda : ngga...najya, bunda ga keberatan kok..
najya : bunda keberatan lage.., bunda 'kan gendut :)
bunda : ..........
(speechless lagi.... ya ampun, kok kepikiran sih de..)

Thursday, May 11, 2006

Housekeeping Manager



Akhir-akhir ini gw jadi merhatiin lagi kebiasaan beberapa orang yang bisa dibilang menjurus ke arah job desc nya seorang house keeping manager (gw juga termasuk salah satu pengidapnya!!).

Hal ini mulai jadi perhatian gw bermula beberapa tahun yang lalu... My beloved youngest sister punya kebiasaan ini. Dia hobby banget menuliskan berbagai petunjuk di sepotong kertas di beberapa bagian rumah. Contohnya begini, di area cuci, tepatnya di atas mesin cuci, tertempel di dinding, petunjuk penggunaan mesin cuci termasuk the dos and don'ts nya. Di sudut kanan bawah kertas tersebut tercantum tulisan "Housekeeping Manager"... hmmm, okay. It's a very effective way to give instruction or remind everybody, terutama pembantu, untuk mencegah kerusakan karena penggunaan yang kurang proper. Waktu itu gw mulai menyadari bahwa gw juga punya kebiasaan yang sama. Di setiap ambalan lemari pakaian anak gw bisa ditemukan label yang bertuliskan: "kaos pergi", "baju rumah", "baju tidur", "kaos dalam", "celana dalam", etc. Tujuannya sih sama, biar para mba yang menyimpan baju yang baru kelar disetrika sesuai pada tempatnya. Sementara itu, gw menyusun tumpukan kaos di lemari gw berdasarkan gradasi warna. Ada tumpukan yang bernuansa pink, putih, coklat-hijau, biru dan hitam-abu-abu. Lebih enak diliat kaan...

Sebulan yang lalu, gw menemukan lagi kebiasaan yang sama, tapi rada parah...
Waktu itu gw lagi di S'pore. Berdasarkan pertimbangan bahwa gw akan berada di jalanan (orchard, terutama) rata-rata 14 jam sehari, rasanya kok sayang ya, kalau harus stay di hotel berbintang. (It was a budget trip, anyway hehe..). Akhirnya gw stay di apartemen Lucky Plaza di lt 24. Pemiliknya adalah Auntie Lee, begitu gw memanggilnya. Dia menyewakan 7 buah kamar di apartemen itu. Dengan harga yang cukup murah (per malam per orang jatohnya SGD $20), rasanya cukup memadai, karena apartemennya bersih dan rapi dan cukup layak kalau cuma untuk tidur doang. Tapi yang bikin gw ketawa dalam hati adalah tempelan-tempelan yang ada di apartemen tersebut, terutama di dapur dan kamar mandi. Karena untuk setiap ruangan itu kebijakan yang berlaku (kertas yang ditempel, maksudnya) lebih dari satu. Misalnya, "jagalah kebersihan kamar mandi", "kamar mandi ini digunakan oleh enam kamar, jagalah agar tetap kering", tertanda Madame Lee. Tapi di dapur lain lagi, diantaranya: "cucilah gelas dan piring setelah dipakai" tertanda Madame Chong. Kening gw mulai berkrenyit. Ooh, mungkin Madam Lee adalah housekeeping manager urusan sanitair, sedangkan Madame Chong adalah yang membidangi food and beverage, termasuk kitchen. Tapi yang aneh, di dekat pintu keluar, ada deretan pintu lemari, di sampingnya lagi ada cermin seukuran pintu lemari. Dan tertempellah di cermin itu sebuah kertas bertuliskan: "Ini cermin, bukan pintu" ttd, Madame Lee... Kenapa ya, ada yang pernah terbentur atau ada yang maksa buka... Entahlah, gw gak sempet nanya sama mba Yuli, penjaga apartemen tersebut yang berasal dari Semarang.

Gw jadi inget sama salah satu temen gw. Dia sering sekali mengundang gw dan temen-temen lainnya untuk nge-teh atau ngopi di rumahnya. Baik untuk urusan kerjaan ataupun untuk membahas rumpian tingkat tinggi... Dia adalah tuan rumah yang hebat. Mulai dari penyajian makanan dan minuman, sampai dandanan sang tuan rumah, semua well prepared and in a very good arrangement. Tapi salah satu kegiatan yang paling menarik buat gw adalah menyusuri seantero rumahnya. Mulai dari dinding di kamar mandi sampai dapur terdapat tulisan-tulisan yang memberi petunjuk yang jelas kepada setiap orang yang membacanya. Karena merasa memiliki kebiasaan yang sama, akhirnya obrolan gw dengan dia tiba pada pembahasan masalah housekeeping manager ini. And you know what? Kayaknya boleh di bilang doski sudah sangat mastering di bidang ini. Dia bahkan punya kriteria untuk setiap tulisan yang dibuatnya. Begini, katanya: "untuk petunjuk yang sifatnya temporary, medianya adalah post-it. Misalnya waktu panel yang ada pada dispenser sedang tidak berfungsi dengan baik, maka akan terdapat selembar post-it bertuliskan pemberitahuan tentang hal tersebut. Atau ketika sang suami selalu membiarkan gel rambutnya tidak tertutup, maka akan ditemukan selembar post-it di cermin bertuliskan "jangan lupa ditutup", lengkap dengan anak panah. Post it itu akan dicabut jika keadaan telah kembali normal. Untuk petunjuk yang sifatnya semi permanen, maka akan dituliskan di selembar kertas, kalau perlu di laminating. Misalnya: "tutuplah keran dengan baik". Tapi kalau sudah sangat permanen, maka ia tak segan-segan menuliskannya di dinding!!

Ternyata... I'm not alone...
Dan apapun tujuan atau alasan yang mendasari, ternyata di belahan bumi manapun banyak orang yang memiliki kebiasaan yang sama, dengan keunikan masing-masing tentunya.




(thanks to iney, auntie Lee, and dd!!)


my 1st poem

r i n d u

rindumu sepi,

rinduku api,
yang membakar,
yang menghanguskan

nalar-nurani-asa

kering,
meranggas,
tumpul,
lunglai,
ingin diam, tenggelam, meringkuk, tanpa suara

diam,
menjadi sepi.

seperti rindumu.