Thursday, December 21, 2006

pertandingan pa’ dadam melawan bu didim



Beberapa malam terakhir, nasigorengburger a’la bunda mulai laku lagi. Semalam pun, abang dan ade lagi pada kepingin menyantap salah satu menu andalan tersebut. Setengah terbang bunda buru-buru ke dapur. Gongseng-gongseng sebentar dan.. voila…jadi deh dua piring nasgorburbun..

Begitu dihidangkan, keduanya ternyata telah sepakat untuk mengadakan pertandingan menyantap nasgorburbun. Maka peraturan pun dirumuskan..
“kita baca ‘doa sebelum makan’ dulu, trus bunda hitung 1,2,3, trus kita mulai!’ usul ade.
“oke, yang menang dapat piala, boleh main mobil dan bola tennis” seru abang.
“yang kalah, dapat bola bowling, spidol warna dan boleh loncat-loncat”kata ade menambahkan. (hmm..boleh juga nih usulnya, ade ‘kan memang doyan loncat-loncat di kasur!)
bunda pun gak mau ketinggalan, “yang menang boleh pijit punggung bunda, yang kalah boleh pijit kaki bunda” tambah bunda, ngarep…
ternyata abang dan ade langsung menyetujui.
“iya, bunda ‘kan udah bikinin kita nasi goring” kata abang mengingatkan adenya.
Hati bunda berbunga-bunga.. Bunda tau pijatan abang senikmat tukang pijit di kalibata, pak deden namanya. Beberapa tahun yang lalu, abang kerap pengunjungi pak deden untuk dipijat dalam rangka usaha untuk menggenjot selera makannya.
Sedangkan ade, paling enak kalu kalau ia mulai menapakkan sepasang kaki mungilnya di sepanjang betis, dan terus sampai pangkal paha… hmmm… nikmat!!!

Sejurus kemudian, abang dan ade duduk berhadapan dengan piring masing-masing siap untuk bertanding. Doa pun mulai dilantunkan, “bismillahirrohmannirrohiim..Allohumabariklanaa fimarozaqtanaa wakina azaabanaar..Ya Allah berilah berkah rizqi kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka..amin ya robbal alamin” ucap abang dan ade serempak dengan suara yang lantang. Bunda pun segera memberi aba-aba “tiga..dua..satu..GO!!”
Mulailah mereka menyantap nasgorburbun dengan semangat.

Dalam sekejap, seperti sudah diduga sebelumnya, abang yang lebih dulu menghabisksan hidangan tersebut.

Bunda pun sudah siap pasang posisi menelungkup, hehe..
Tak lama kemudian, abang memulai jurus pijat pak deden.
Setelah ade menghabiskan bagiannya, bunda pun mulai menikmati jejak-jejak kaki ade. Nikmat sekali rasanya.. pegal-pegal langsung lenyap!

“enak niih…seperti pijatan pak deden” kata bunda setengah lier-lier
Sambil tetap melakukan jurus injakannya, tiba-tiba ade berkata “abang seperti pa dadam” (cara bicara ade mengikuti gaya bernyanyi ian kasela – radja band!!)
“kalau aku jadi bu didim” katanya lagi…
Dan sepanjang acara pijat-memijat itu, ade pun bersenandung “pa dadam..pa dadam..bu didim…bu didim”…
(Aduuuh, ade, bikin gemes aja. Kok kepikir siiih)

Hehe..pertandingan antara pa dadam dan bu didim pun berlanjut di atas badan bunda. Yang seneng tentu saja bunda. Saking seneng dan geli mendengar senandung ade, bunda ga bisa tahan untuk ketawa-ketawa, ga bisa brenti, sampai sesek.

Walhasil malam itu bunda jadi bengek…ngik…ngik
Tapi bahagianya bukan alang kepalang.
Sementara ade mulai loncat-loncat di kasur, yang membuat rambut kriwilnya berkibar-kibar…

Thank you, abang dan ade,,, I love you both, my precious ones..

Alhamdulillah, untuk nikmat yang Kau beri ya Allah, malam ini…

tiada hari tanpa doa najya




Sejak najya mulai bersekolah TK, setiap hari selalu ada ilmu baru dan kepintarannya yang bertambah. Lagu-lagu baru misalnya, atau berbagai macam tepuk-tepukan.. mulai dari tepuk ABRI, tepuk pak ogah, sampai tepuk wudlu…dari tepuk tarzan, sampai tepuk malaikat. Belum lagi kalau najya tiba-tiba naik tempat tidur dan mulai meneriakkan “janji murid”.

Tapi yang paling bikin dada bunda membuncah karena bahagia adalah doa-doa yang najya kuasai dalam waktu singkat. Termasuk beberapa surat pendek juz-‘ama. Sehingga hapalan surat-surat pendek itu jadi andalan najya kalau dia lagi kepingin ikut sholat. Saking bersemangatnya, walau jadi ma’mum, volume suara najya terkadang mengalahkan imamnya dalam melantunkan surat-surat al qur’an itu.

Terkadang setelah selesai sholat, najya suka kebagian memimpin doa, lengkap dengan judul doanya…”doa kedua orang tua…” atau “”doa keselamatan dunia dan akhirat…” tentu saja tidak ketinggalan dengan artinya!! Amin..amin.. Ya Allah..

Tidak hanya di waktu sholat saja. Seringkali pada saat akan melakukan sutau kegiatan, najya mengingatkan abang atau siapa pun yang ada di sekitarnya untuk berdoa. “Eh…baca doa dulu..”ujar najya dengan matanya yang berbinar-binar. Tentu saja masih lengkap dengan judul dan artinya!

“doa sebelum makan….”
“doa sebelum tidur…”
“doa naik kendaraaan darat…”
…dst..dst..

O, iya doa yang terakhir adalah doa yang selalu dibaca najya ketika kita semua sudah berada di mobil, dimana mesin sudah menyala, sebelum persneling masuk ke gigi satu dan pedal gas diinjak…

Kadang-kadang najya punya inisiatif untuk berdoa pada situasi-situasi tertentu, dengan bahasanya sendiri…

Waktu abangnya sakit, “Ya Allah, sembuhkanlah abangku. Semoga yang sakit disembuhkan dan yang sehat ditambah kesehatannya. Amin”
Ketika bundanya terserang migren berat, najya tidak lupa berdoa “Ya Allah, semoga bunda tidak pusing lagi, cepat sembuh, supaya bisa nonton tivi dan kerja lagi, amin”

Kalau najya mulai membaca al fatihah, bunda ikut mengangkat kedua tangan dan berusaha mengikutinya dengan takzim. Tapi bunda tidak kuasa untuk tidak tersenyum, karena al fatihah najya lengkap sekali. “Surat al fatihah, dimulai dengan ta-awudz…a’udzubillahhiminasysayaithonirrojiiim…” dst..dst..

Tetima kasih ya, najya cantik, untuk semua doa-doamu, di setiap hari yang kita lalui…

Kabulkanlah doa kami, Ya Allah,
Amin ya robbal alamin…