Thursday, December 21, 2006

pertandingan pa’ dadam melawan bu didim



Beberapa malam terakhir, nasigorengburger a’la bunda mulai laku lagi. Semalam pun, abang dan ade lagi pada kepingin menyantap salah satu menu andalan tersebut. Setengah terbang bunda buru-buru ke dapur. Gongseng-gongseng sebentar dan.. voila…jadi deh dua piring nasgorburbun..

Begitu dihidangkan, keduanya ternyata telah sepakat untuk mengadakan pertandingan menyantap nasgorburbun. Maka peraturan pun dirumuskan..
“kita baca ‘doa sebelum makan’ dulu, trus bunda hitung 1,2,3, trus kita mulai!’ usul ade.
“oke, yang menang dapat piala, boleh main mobil dan bola tennis” seru abang.
“yang kalah, dapat bola bowling, spidol warna dan boleh loncat-loncat”kata ade menambahkan. (hmm..boleh juga nih usulnya, ade ‘kan memang doyan loncat-loncat di kasur!)
bunda pun gak mau ketinggalan, “yang menang boleh pijit punggung bunda, yang kalah boleh pijit kaki bunda” tambah bunda, ngarep…
ternyata abang dan ade langsung menyetujui.
“iya, bunda ‘kan udah bikinin kita nasi goring” kata abang mengingatkan adenya.
Hati bunda berbunga-bunga.. Bunda tau pijatan abang senikmat tukang pijit di kalibata, pak deden namanya. Beberapa tahun yang lalu, abang kerap pengunjungi pak deden untuk dipijat dalam rangka usaha untuk menggenjot selera makannya.
Sedangkan ade, paling enak kalu kalau ia mulai menapakkan sepasang kaki mungilnya di sepanjang betis, dan terus sampai pangkal paha… hmmm… nikmat!!!

Sejurus kemudian, abang dan ade duduk berhadapan dengan piring masing-masing siap untuk bertanding. Doa pun mulai dilantunkan, “bismillahirrohmannirrohiim..Allohumabariklanaa fimarozaqtanaa wakina azaabanaar..Ya Allah berilah berkah rizqi kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka..amin ya robbal alamin” ucap abang dan ade serempak dengan suara yang lantang. Bunda pun segera memberi aba-aba “tiga..dua..satu..GO!!”
Mulailah mereka menyantap nasgorburbun dengan semangat.

Dalam sekejap, seperti sudah diduga sebelumnya, abang yang lebih dulu menghabisksan hidangan tersebut.

Bunda pun sudah siap pasang posisi menelungkup, hehe..
Tak lama kemudian, abang memulai jurus pijat pak deden.
Setelah ade menghabiskan bagiannya, bunda pun mulai menikmati jejak-jejak kaki ade. Nikmat sekali rasanya.. pegal-pegal langsung lenyap!

“enak niih…seperti pijatan pak deden” kata bunda setengah lier-lier
Sambil tetap melakukan jurus injakannya, tiba-tiba ade berkata “abang seperti pa dadam” (cara bicara ade mengikuti gaya bernyanyi ian kasela – radja band!!)
“kalau aku jadi bu didim” katanya lagi…
Dan sepanjang acara pijat-memijat itu, ade pun bersenandung “pa dadam..pa dadam..bu didim…bu didim”…
(Aduuuh, ade, bikin gemes aja. Kok kepikir siiih)

Hehe..pertandingan antara pa dadam dan bu didim pun berlanjut di atas badan bunda. Yang seneng tentu saja bunda. Saking seneng dan geli mendengar senandung ade, bunda ga bisa tahan untuk ketawa-ketawa, ga bisa brenti, sampai sesek.

Walhasil malam itu bunda jadi bengek…ngik…ngik
Tapi bahagianya bukan alang kepalang.
Sementara ade mulai loncat-loncat di kasur, yang membuat rambut kriwilnya berkibar-kibar…

Thank you, abang dan ade,,, I love you both, my precious ones..

Alhamdulillah, untuk nikmat yang Kau beri ya Allah, malam ini…

tiada hari tanpa doa najya




Sejak najya mulai bersekolah TK, setiap hari selalu ada ilmu baru dan kepintarannya yang bertambah. Lagu-lagu baru misalnya, atau berbagai macam tepuk-tepukan.. mulai dari tepuk ABRI, tepuk pak ogah, sampai tepuk wudlu…dari tepuk tarzan, sampai tepuk malaikat. Belum lagi kalau najya tiba-tiba naik tempat tidur dan mulai meneriakkan “janji murid”.

Tapi yang paling bikin dada bunda membuncah karena bahagia adalah doa-doa yang najya kuasai dalam waktu singkat. Termasuk beberapa surat pendek juz-‘ama. Sehingga hapalan surat-surat pendek itu jadi andalan najya kalau dia lagi kepingin ikut sholat. Saking bersemangatnya, walau jadi ma’mum, volume suara najya terkadang mengalahkan imamnya dalam melantunkan surat-surat al qur’an itu.

Terkadang setelah selesai sholat, najya suka kebagian memimpin doa, lengkap dengan judul doanya…”doa kedua orang tua…” atau “”doa keselamatan dunia dan akhirat…” tentu saja tidak ketinggalan dengan artinya!! Amin..amin.. Ya Allah..

Tidak hanya di waktu sholat saja. Seringkali pada saat akan melakukan sutau kegiatan, najya mengingatkan abang atau siapa pun yang ada di sekitarnya untuk berdoa. “Eh…baca doa dulu..”ujar najya dengan matanya yang berbinar-binar. Tentu saja masih lengkap dengan judul dan artinya!

“doa sebelum makan….”
“doa sebelum tidur…”
“doa naik kendaraaan darat…”
…dst..dst..

O, iya doa yang terakhir adalah doa yang selalu dibaca najya ketika kita semua sudah berada di mobil, dimana mesin sudah menyala, sebelum persneling masuk ke gigi satu dan pedal gas diinjak…

Kadang-kadang najya punya inisiatif untuk berdoa pada situasi-situasi tertentu, dengan bahasanya sendiri…

Waktu abangnya sakit, “Ya Allah, sembuhkanlah abangku. Semoga yang sakit disembuhkan dan yang sehat ditambah kesehatannya. Amin”
Ketika bundanya terserang migren berat, najya tidak lupa berdoa “Ya Allah, semoga bunda tidak pusing lagi, cepat sembuh, supaya bisa nonton tivi dan kerja lagi, amin”

Kalau najya mulai membaca al fatihah, bunda ikut mengangkat kedua tangan dan berusaha mengikutinya dengan takzim. Tapi bunda tidak kuasa untuk tidak tersenyum, karena al fatihah najya lengkap sekali. “Surat al fatihah, dimulai dengan ta-awudz…a’udzubillahhiminasysayaithonirrojiiim…” dst..dst..

Tetima kasih ya, najya cantik, untuk semua doa-doamu, di setiap hari yang kita lalui…

Kabulkanlah doa kami, Ya Allah,
Amin ya robbal alamin…

Saturday, October 14, 2006

hanya karena ....

part one


hanya karena kau pernah singgah dalam asa
riak rasa mulai menggoda
kembara fikir tak kuasa dibendung
rindu menjalar ke segenap indra

cinta yang tak bertuan melumpuhkan nalar
meninggalkan nestapa di sudut hati

sudikah ‘tuk sesaat pergi dari anganku,
duhai duli yang kupuja




part two

walau sejenak kau hadir
sepenggal asa bergelora di dasar hati

merindu adalah siksa
mencinta hanya membuat luka
(lagi inget sama seorang perempuan yang mencoba tegar melawan sapaan sang cinta -yang lewat dan berlalu-)

siput kecil

Najya bikin cerita lagi nih..
Enjoy !!




Siput kecil

Pada suatu hari, ada siput kecil yang mencari temannya. Tapi tidak ketemu. Di mana kah temannya? Ternyata temannya mengumpet di rumput.
'Tapi aku tidak bisa berteman dengan Bolo lagi.' kata siput kecil, 'Karena Bolo suka nakal.'
Lalu Bolo mencari teman yang baru. Temannya dikasih baju baru, sepatu baru, dan semua-semua yang bisa diberikan.

Suatu hari siput kecil berjalan-jalan dengan Najya. Siput kecil menceritakan bahwa Bolo sedang mencari teman baru seperti siput kecil, Najya dan semua teman-teman siput kecil yang lain seperti burung, anjing, harimau, kucing dan apa saja.

'Tapi bagaimana aku bisa ke rumah siput kecil dan berteman lagi dan dengan Najya dan teman-teman yang lain' kata Bolo.

Lalu Bolo ke rumah siput kecil agar Bolo bisa bermain lagi dengan siput kecil. Bolo ingin bermanfaat bagi siput kecil. Bolo mengirim surat kepada siput kecil. Isinya :

Hai, siput kecil.
Aku ingin ke rumahmu
Dan bermain dengan mu.

Bolo

Waktu siput kecil membaca surat itu, ia berkata 'Tapi bagaimana caranya aku berteman lagi dengan Bolo?'. Lalu kata Najya 'Kalau siput kecil tidak berteman dengan Bolo, aku tidak mau bermain dengan siput kecil.'

Akhirnya siput kecil mau berteman lagi sama Bolo. Dan Najya mau bermain dengan siput kecil dan Bolo. Dan akhirnya (lagi: red) siput kecil berjalan-jalan dengan Najya dan Bolo.


T A M A T


note: perhatiin deh pemilihan kata-kata najya. ada bermanfaat. hehe..

Monday, October 09, 2006

abang dan ade di bulan puasa

Ramadhan tahun ini si Abang (udah 9 tahun nih, umurnya) bertekad bulat ingin menjalankan puasa secara penuh di setiap harinya. “Puasa sih gampaaang, cuma ga tahan haus aja” katanya. (pastilah dia seneng disuruh puasa, as you know, ‘kan dari bayi emang susah makan!!)

Maka setiap jam 3.30 pagi mulailah acara membangunkan abang untuk sahur. Biasanya Abang langsung cuci muka dan duduk di sofa depan tivi. (gak sanggup untuk duduk rapi di meja makan!!) Begitu Bunda menyiapkan makanan di piringnya dan menaruhnya di meja, mata Abang udah terpejam. Jadi, Bunda harus memberi serangkaian aba-aba di setiap suapan -- “abang, aaaa, buka mulutnya” – “abang, kunyah” – “abang, telan” – “ayo minum” dst, dst… (sementara mata Abang tetap terpejam). Beruntung acara-acara di tivi lumayan menghibur. Abang paling suka nonton program acara yang ada Jojon-nya. Jadi, kadang-kadang dia bisa membuka mata dan ketawa-ketawa menjelang subuh. Dan tentunya instruksi dari Bunda jadi tidak terlalu memberondong lagi.

Tapi, karena keributan yang terjadi setiap menjelang dan selama sahur, si Ade jadi bangun. Dengan mata jenakanya yang berbinar, setengah berlari Najya keluar dari kamar (membuat rambut ikalnya berkibar) dan langsung bergabung di sofa. “Hehe…”, kekehnya geli. Sahurnya biasa dibuka dengan mengisap jempol kanannya (ncot..ncot..ncot). Tak lama kemudian Ade minta susu. Kalau lagi lapar ia akan minta makan juga. Sehingga Bunda jadi punya tambahan tugas, menyuapi Ade juga!!

Yang bikin susah adalah, kalau Najya ikut sahur maka akan sulit baginya untuk tidur kembali. (pernah setelah sahur Najya malah menggambar dulu – sebagai yang punya hobi belajar ) Padahal tanpa acara sahur pun Najya paling susah untuk diajak mandi pagi dan berangkat sekolah. (rata-rata 1 – 1.5 jam untuk bisa membujuk Najya masuk ke kamar mandi dan berangkat). Bayangkan perjuangan membujuk si Ade kalau dia ikut sahur. Tapi, ga apa-apa lah, mudah-mudahan Najya bisa mulai belajar tentang puasa dan ibadah lain di bulan ramadhan.

Back to Abang…

Sesuai perjanjian, jika Abang bisa menamatkan puasa sampai maghrib di setiap harinya, akan ada reward (lumayan, beberapa rupiah laah..) yang akan diberikan di hari Lebaran. Sampai hari ke-14, Abang baru batal 2 hari. Karena pada saat itu Abang merasa pusing dan lemas. Biasanya dia akan menelepon Bunda ke kantor, “Bunda, aku lemes, boleh buka yaaa..”. Setelah Bunda sampai di rumah, abang berkata”Bunda, ga apa-apa hadiahnya dipotong setengahnya.” Dengan sedikit menahan tawa Bunda bilang, “Kalau ga sampai maghrib yaa gak dapet apa-apa donk, Bang”. Tanpa perlawanan berarti Abang setuju, karena dia juga ingat dengan deal di awal. Mmmh, nice try anyway, Bang!!

Ramadhan tak terasa sudah dua minggu, mudah-mudahan Abang bisa menamatkan puasanya dan semoga mendapat pahala dan cinta dari Allah.

masih tentang bulan

bulan (lagi)

malam ini bulan kembali hadir,
pendarnya menyapa ramah,
cahayanya hangat menentramkan

tapi … \sayang..

riak-riak awan menghiasi langit,
membuat bulan termenung sendiri,
tanpa bintang menemani

namun bulan enggan meredup
meski tanpa pujaan hatinya
hanya mampu tersipu memimpikan ksatria

karena hasrat, cumbu dan rayunya
hanya untuk sang bintang…..



(suatu malam, di purnamanya Ramadhan)

Tuesday, October 03, 2006

my brain!!

Your Brain's Pattern

You have a dreamy mind, full of fancy and fantasy.
You have the ability to stay forever entertained with your thoughts.
People may say you're hard to read, but that's because you're so internally focused.
But when you do share what you're thinking, people are impressed with your imagination.

purple & me

You Are Iris

You are an interesting blend of fun and wisdom.
You definitely make people think about themselves and their place in the world.
But they'll have fun doing it. You definitely epitomize laughter therapy.
You are a very enriching and entertaining friend!

Friday, September 08, 2006

b u l a n

paras bulan yang cantik kembali penuh,
menebarkan senyumnya yang jelita.

bukan, itu bukan senyum….

paras bulan yang cantik seperti mencemooh
menertawakan manusia-manusia
yang terpengaruh kehadirannya,
mengejek perempuan-perempuan
dengan hormon memuncak,
menyindir wanita-wanita
yang berpacu melawan kejaran usia

paras bulan yang cantik seperti berbisik lirih,
tentang asa yang hampir menguap
dari perempuan-perempuan yang diburu waktu

….jangan kau pergi dulu, bulan
sampai aku puas mencicipi, mereguk, melahap
hangat dan nikmat yang kau bawa
setiap kau hadir
dengan parasmu yang cantik.


(untuk perempuan-perempuan pencinta bulan purnama, menjelang menopause)

Letih

lelah batinku,
resah ragaku,
sakit, pilu, perih,
letih menangis.

rindu yang hanya pada bayangan mulai terkikis,
dihempas kalbu yang tersiksa.
energi yang membara mulai memudar,
dilahap jiwa yang merana.

Saturday, July 01, 2006

Superman Returns


29 June 2006 kemarin adalah hari kembalinya sang superhero!!! Sebagai penggemar comics baik DC atau Marvel, kemunculan Superman sudah sangat ditunggu-tunggu oleh anak gw (me too, off course). Sejak seminggu menjelang hari H, dia udah sibuk banget ngumpulin koleksi majalah, character, buku cerita, comics-nya, dan bahkan bikin buku cerita dan ilustrasi sendiri !!! Maka dengan semangat baja, berangkatlah kami untuk menonton pemutaran film Superman pada jam dan hari pertama !!!


Setelah lebih dari 20 tahun Superman tidak hadir di layar bioskop, kemarin serentak di seluruh dunia premier film Superman Returns. Film ini lebih merupakan sequel dari Superman I dan II (alur ceritanya adalah terusan dari Superman I & II, sedangkan Superman III & IV sedikit berbeda alur ceritanya). Singkatnya, Superman balik lagi ke bumi setelah melakukan perjalanan panjang selama 5 tahun untuk memastikan kampung halamannya, planet Krypton, masih eksis. Sebagai Clark Kent, ia pun kembali bekerja di Daily Planet dan bertemu kembali dengan cintanya Lois Lane dan rekan kerja yang setia Jimmy Olsen. Menurut gw, Brandon Routh cukup gape memerankan Superman, maksudnya secara fisik cukup representative lah, namun acting-nya standar aja. Walaupun sempet terpengaruh dengan gossip yang bilang bahwa dia tends to be gay dan logo ”S” di dadanya yang kekecilan, gw masih tetep terhibur kok. Yang menonjol tentu saja acting Kevin Spacey alias Lex Luthor. Katanya lebih baik dari aktingnya Gene Hackman yang dulu memerankan tokoh yang sama…..

Uuuppss, gw gak akan nerusin resensi film ini, silakan menonton sendiri yaa… pokoknya recommended lah!


Yang pengen gw ceritain adalah…

Betapa begitu deg-degannya gw waktu pertama kali film dimulai, opening title-nya diiringi oleh music yang exactly the same dengan sequel sebelumnya (agak sedikit beda gubahannya, lebih thrilled!!!). Terharu banget denger lagu itu karena mengingatkan gw sama almarhum Christopher Reeve. Apalagi kalau inget perjuangan dia melawan kelumpuhannya dan usahanya untuk menggalang funds research that develops treatments and cures for paralysis caused by spinal cord injury lewat yayasan Christopher Reeve Paralysis Foundation (CRPF). Apalagi kalau inget tentang keluarganya, istri dan anak bungsunya (dari anaknya masih bayi Reeve sudah lumpuh). He is the real hero!! At least for his family dan others yang punya penyakit yang sama. Hiiks…

coba bandingkan logo-nya -lebih keren mana?-


The other thing that brought my memory back, adalah kenangan jadul gw waktu bokap ngajak gw dan abang gw untuk nonton Superman untuk pertama kalinya, back in 1978. Zaman di Bandung dulu, paling afdol kalau nonton di bioskop Paramount. Penonton-nya membludak, lobby dan hall nya aja sampai penuh sesak kaya cendol. Dan ternyata kelakuan gw sekarang sama aja, waktu Superman beraksi gw ikut-ikutan tepuk tangan!!!
Thanks to my parents, dari kecil udah sering ngajak gw nonton, mulai dari Superman, the Champ, sampai ratapan anak tiri, hehe…. Jadi deh gw movie freak en menurun lagi!!

Anyway, ada juga beberapa scene yang bikin senyum en ketawa…

Waktu Jimmy Olsen dikasih assignment untuk dapetin foto Superman, dia ga pernah berhasil dapet foto yang cakep. Ada yang ga focus lah, atau terlalu jauh… sampai-sampai boss nya dan Lois berargumen : “it’s a bird”, “no, it’s a plane”, “no.. it’s bullet”, Heehee, remember?

Anyway lagi… gw ga mau cerita banyak-banyak and ruin your imagination…
Selamat nonton yeee

Chris on my laptop's wallpaper - isn't he nice?-

quotes

Here are some quotes that I recently learn…


There is only one corner of the universe you can be certain of improving, and that is your own self

Good luck is often with the man who doesn’t include it in his plans

A good plan today is better than a perfect plan tomorrow

Confidence is the feeling you have before you understand the situation

A lot of hard work never killed anyone – but why risk it?



jangan salah sangka dulu ya, bukan berarti gw lagi rajin baca buku-buku yang inspiring atau motivating… Gw cuma lagi sering main game seperti luxor atau tumblebugs atau the old ones, zuma, yang di setiap level-nya menyelipkan petuah-petuah yang lumayan bermanfaat. You will never know where you will find something to learn, every day, right?


Here is another one...


Experience is something you don't get until just after you need it

puisi lagi

Lelah


ingin terbang bersama,
menjelajahi angkasa kehidupan,
namun sayapmu seakan meranggas

ingin berjalan beriringan,
menapaki bumi tempat berpijak,
namun langkahku terlalu bergegas bagimu

ingin saling mengurai kalbu,
menyelami lautan hati yang terdalam,
namun asaku seolah tak dapat kau pahami

apakah diriku yang harus hinggap dan terpaku,
apakah pijakku yang harus berjalan di tempat,
apakah mimpiku yang harus kuredam?

Thursday, May 18, 2006

percakapan menjelang tidur

percakapan dua malam yang lalu antara bunda dan najya menjelang tidur...

bunda : najya, udah mau bobo?
najya : iya, bun..
bunda : udah mau ke tempat tidur ya, de?
najya : yup!
bunda : udah mau merem ya?
najya : yup!
bunda : mau minum susu, de?
najya : mau...
bunda : bunda bikinin susu ya, de...
najya : boleh, kalau bunda ga keberatan
bunda : .......
(speechless.. aduh baik banget anak gw.... ihik)
ya...nggaaa lah, de. bunda ga keberatan bikin susu untuk najya
najya : bunda kan keberatan...
bunda : ngga...najya, bunda ga keberatan kok..
najya : bunda keberatan lage.., bunda 'kan gendut :)
bunda : ..........
(speechless lagi.... ya ampun, kok kepikiran sih de..)

Thursday, May 11, 2006

Housekeeping Manager



Akhir-akhir ini gw jadi merhatiin lagi kebiasaan beberapa orang yang bisa dibilang menjurus ke arah job desc nya seorang house keeping manager (gw juga termasuk salah satu pengidapnya!!).

Hal ini mulai jadi perhatian gw bermula beberapa tahun yang lalu... My beloved youngest sister punya kebiasaan ini. Dia hobby banget menuliskan berbagai petunjuk di sepotong kertas di beberapa bagian rumah. Contohnya begini, di area cuci, tepatnya di atas mesin cuci, tertempel di dinding, petunjuk penggunaan mesin cuci termasuk the dos and don'ts nya. Di sudut kanan bawah kertas tersebut tercantum tulisan "Housekeeping Manager"... hmmm, okay. It's a very effective way to give instruction or remind everybody, terutama pembantu, untuk mencegah kerusakan karena penggunaan yang kurang proper. Waktu itu gw mulai menyadari bahwa gw juga punya kebiasaan yang sama. Di setiap ambalan lemari pakaian anak gw bisa ditemukan label yang bertuliskan: "kaos pergi", "baju rumah", "baju tidur", "kaos dalam", "celana dalam", etc. Tujuannya sih sama, biar para mba yang menyimpan baju yang baru kelar disetrika sesuai pada tempatnya. Sementara itu, gw menyusun tumpukan kaos di lemari gw berdasarkan gradasi warna. Ada tumpukan yang bernuansa pink, putih, coklat-hijau, biru dan hitam-abu-abu. Lebih enak diliat kaan...

Sebulan yang lalu, gw menemukan lagi kebiasaan yang sama, tapi rada parah...
Waktu itu gw lagi di S'pore. Berdasarkan pertimbangan bahwa gw akan berada di jalanan (orchard, terutama) rata-rata 14 jam sehari, rasanya kok sayang ya, kalau harus stay di hotel berbintang. (It was a budget trip, anyway hehe..). Akhirnya gw stay di apartemen Lucky Plaza di lt 24. Pemiliknya adalah Auntie Lee, begitu gw memanggilnya. Dia menyewakan 7 buah kamar di apartemen itu. Dengan harga yang cukup murah (per malam per orang jatohnya SGD $20), rasanya cukup memadai, karena apartemennya bersih dan rapi dan cukup layak kalau cuma untuk tidur doang. Tapi yang bikin gw ketawa dalam hati adalah tempelan-tempelan yang ada di apartemen tersebut, terutama di dapur dan kamar mandi. Karena untuk setiap ruangan itu kebijakan yang berlaku (kertas yang ditempel, maksudnya) lebih dari satu. Misalnya, "jagalah kebersihan kamar mandi", "kamar mandi ini digunakan oleh enam kamar, jagalah agar tetap kering", tertanda Madame Lee. Tapi di dapur lain lagi, diantaranya: "cucilah gelas dan piring setelah dipakai" tertanda Madame Chong. Kening gw mulai berkrenyit. Ooh, mungkin Madam Lee adalah housekeeping manager urusan sanitair, sedangkan Madame Chong adalah yang membidangi food and beverage, termasuk kitchen. Tapi yang aneh, di dekat pintu keluar, ada deretan pintu lemari, di sampingnya lagi ada cermin seukuran pintu lemari. Dan tertempellah di cermin itu sebuah kertas bertuliskan: "Ini cermin, bukan pintu" ttd, Madame Lee... Kenapa ya, ada yang pernah terbentur atau ada yang maksa buka... Entahlah, gw gak sempet nanya sama mba Yuli, penjaga apartemen tersebut yang berasal dari Semarang.

Gw jadi inget sama salah satu temen gw. Dia sering sekali mengundang gw dan temen-temen lainnya untuk nge-teh atau ngopi di rumahnya. Baik untuk urusan kerjaan ataupun untuk membahas rumpian tingkat tinggi... Dia adalah tuan rumah yang hebat. Mulai dari penyajian makanan dan minuman, sampai dandanan sang tuan rumah, semua well prepared and in a very good arrangement. Tapi salah satu kegiatan yang paling menarik buat gw adalah menyusuri seantero rumahnya. Mulai dari dinding di kamar mandi sampai dapur terdapat tulisan-tulisan yang memberi petunjuk yang jelas kepada setiap orang yang membacanya. Karena merasa memiliki kebiasaan yang sama, akhirnya obrolan gw dengan dia tiba pada pembahasan masalah housekeeping manager ini. And you know what? Kayaknya boleh di bilang doski sudah sangat mastering di bidang ini. Dia bahkan punya kriteria untuk setiap tulisan yang dibuatnya. Begini, katanya: "untuk petunjuk yang sifatnya temporary, medianya adalah post-it. Misalnya waktu panel yang ada pada dispenser sedang tidak berfungsi dengan baik, maka akan terdapat selembar post-it bertuliskan pemberitahuan tentang hal tersebut. Atau ketika sang suami selalu membiarkan gel rambutnya tidak tertutup, maka akan ditemukan selembar post-it di cermin bertuliskan "jangan lupa ditutup", lengkap dengan anak panah. Post it itu akan dicabut jika keadaan telah kembali normal. Untuk petunjuk yang sifatnya semi permanen, maka akan dituliskan di selembar kertas, kalau perlu di laminating. Misalnya: "tutuplah keran dengan baik". Tapi kalau sudah sangat permanen, maka ia tak segan-segan menuliskannya di dinding!!

Ternyata... I'm not alone...
Dan apapun tujuan atau alasan yang mendasari, ternyata di belahan bumi manapun banyak orang yang memiliki kebiasaan yang sama, dengan keunikan masing-masing tentunya.




(thanks to iney, auntie Lee, and dd!!)


my 1st poem

r i n d u

rindumu sepi,

rinduku api,
yang membakar,
yang menghanguskan

nalar-nurani-asa

kering,
meranggas,
tumpul,
lunglai,
ingin diam, tenggelam, meringkuk, tanpa suara

diam,
menjadi sepi.

seperti rindumu.

Sunday, February 12, 2006

Thursday, February 09, 2006

Najya B'day (part two)

Hari ini Najya ngerayain hut-nya di sekolah. Pagi-pagi Najya udah bangun jam 05.00. Gara-gara sakit perut dan excited juga. Mana baru dapet kado dari bude-nya: Seperangkat cash register... Sekalian nemenin bunda n mbak nyiapin nasi kuning komplit (ayam, perkedel, telor, bawang goreng n timun)

Tau-taunya... waktu jam 8 kurang mau berangkat, Najya mogok ga mau sekolah (karena ngantuk berat) pake acara nangis segala, aduuuh...

Dengan segala bujuk rayu akhirnya mau pergi juga ke sekolah, udah telat banget, jam 9 kurang nyampe sekolah. Walhasil, hari itu Najya ga ikutan kegiatan belajar karena ngantuk. Tapi untungnya acara hut berjalan lancar...





Najya abis tiup lilin (masih cemberut, moody n ngantuk)




Abis itu temen-temennya Najya nyanyi gantian...katanya lagunya buat Najya...Makaciiih yaaa

Lagi makan kue sama temen-temen....

Udah happy lagi, sampe rumah buka kado...

Happy Birthday, cantik!!

Tuesday, February 07, 2006

Najya B'day !!!

7 February

Najya turns 4 now ...
Happy Birthday my beloved daughter,
Semoga Najya menjadi anak sholehah dan mencintai Allah
Dan mudah-mudahan Najya selalu mendapat lindungan, kasih sayang, berkah dan cinta-NYA

Ini celotehannya Najya:



Assyiiik, hari yang menyenangkan!! Hari ulang tahun aku. Umur aku 4 tahun. Bunda, aku pengen boneka yang bisa nyanyi itu loch...
(Najya ngidam boneka-nya udah lama bangetz! Mulai dari bude, pakde sampe siapa pun yang nanya pasti Najya ga mau kado yang lain, kecuali si boneka ini hehe..)




Waw... makaciiihh yaa...




Aku dan Melody sekarang bisa nyanyi sama-sama... Balonku ada lima....







Saturday, February 04, 2006

My Daughter's Imagination

Thanks to my dearest sister for publishing Najya's story at her Love and Life in a Cup of Earl Grey blog. (Kindly, browse "adnein" on the side bar.)

She posted a piece of my daughter's imagination that was documented when she was 3 years old. It's a story about a child, and parents, and honey, and bear, and friends, and keep falling and falling and falling...
It was inspired by one of Peter Pan's song and a Disney's movie.
A must read story!! :)


This is another story she ever told.....


Jakarta, August 9, 2005

Cerita Kancil, Siput dan Keong

Part One

Ada seekor kancil dan seekor siput.
“Hai, Kancil. Kau sombong banget, sih.” kata Siput.
”Biarin aja.” kata Kancil
Kancil memanggil teman-temannya. Semuanya marah.
”Ayo kita suntik dia.” kata Kancil. ”Ayo, kita bawa ke dokter.”
”Ah, masa? Kamu diajari ibumu, ya?” kata Siput. ”Memang ibumu ada di rumah?”

Malam hari ada temannya datang ke rumah.
Kata ibunya temannya itu bernama Singsong.
Singsong berkata, ”Aku suka makan singkong, karena itu namaku Singsong”


Part Two

Ada seekor keong yang nakal. Keong itu minta singkong ke ibunya.
”Bapak, aku mau singkong.” kata keong ke bapaknya. Lalu ia menangis.
Lalu datang temannya, seekor tikus.
”Kenapa kamu menangis?” kata Tikus.
”Bapak dan Ibuku tidak memberi singkong.” kata keong.
Lalu datang teman-temanny yang lain.
”Aku mendengar tadi kau menangis.” kata Kucing.
”Hei, aku sudah bilang tadi, aku dengar kamu nangis. Kenapa kau nangis tadi?” kata Kucing lagi.
”Kita ’kan bersahabat dengan kamu.” kata Tikus.
”Ah, masa?” kata keong.
”Sebenarnya ibumu tadi begitu, ya?” kata Tikus. ”Lagian kamu jangan nangis, ’kan sudah gede.”
Lalu ada harimau.
”Hei, harimau kenapa ya tadi keong nangis? Kok sekarang tidak?” kata Tikus. ”Ayo, kita bantuin, yo!”
”Iya, ayo!” kata Harimau.
Lalu mereka menolongnya.
”Kenapa kau tadi gitu, sih?” kata Kancil.
”Aku tadinya nakal, maafkan aku, ya. Sekarang kita makan spageti sama-sama, yo!” kata keong

The End


Najya

Friday, January 27, 2006

Cooking with Love…

Lebih dari 9 tahun jadi ibu rumah tangga, bisa dihitung deh, berapa kali gw berkutat di dapur dalam rangka menyiapkan menu lengkap untuk keluarga. Tapi, kita bicara menu lengkap loch!! Kalau sekedar menyediakan kudapan ringan sih, rutin gw lakukan. I’m so lucky, karena di rumah ada m’bak (baca: pembantu) yang sudah senior dan ahli dalam urusan masak-memasak (doski pernah kerja di orang Korea n Jepang, loch). Di tahun-tahun pertama sih, ketika semua pembantu mudik, gw dengan semangat tinggi terjun ke dapur untuk masak, mulai dari mengiris bawang, ngulek cabe, memotong daging dst., yang berakhir dengan hamparan menu komplit di meja makan. Tapi tahun-tahun berikutnya, terutama setelah punya 2 anak, gw lebih prefer angkat telepon untuk menghubungi tetangga yang punya usaha catering. Sip kan?

Bukan berarti gw gak suka masak loh… kalau soal rasa masakan sih, bisa dijamin laah, apalagi gaya gw kalau lagi masak, I’m cooking with style, honey... Gayanya Rudi Choirudin aja lewat, bow!!! Tapi, kelemahan gw adalah, I really have to be in the mood for cooking. :)

Dan sekarang ini, Alhamdulillah, nafsu makan anak-anak gw lagi lumayan meningkat. Jadi bisa aja tuh mereka minta makanan selingan yang harus cepat saji dan gak pilih-pilih waktu. Tiba-tiba menjelang jam 10 malem ada yang minta supper, gimana? Akhirnya keluar juga jurus-jurus andalan gw dalam menyiapkan kudapan untuk mereka. ”Nasgor Burger ala Bunda”, ”Pisang Bakar Keju”, ”Roti Bakar Coklat”, ”Spaghetti Bundanaise”, dll, menu-menu spesial yang semuanya tersaji not more than 5 minutes. Sebenarnya sih biasa aja, hehe.... Tapi yang bikin gw seneng adalah komentar dan celoteh Diffa dan Najya (my two precious kids) setiap kali makanan itu tersaji di depan mereka.
Wow...sedap...,
mmmhhh... haruuum,
nyami-nyami....cikakok,
uenak banget sih nasi goreng Bunda, etcetera...etcetera ...etcetera


My heart filled wit joy.....

Apalagi kalau mereka bilang: “Enakan bikinan Bunda, aah”, ketika si mbak mencoba bikin makanan yang sama. Yang pasti Najya pun akan memilih susu coklat hangat buatan bundanya doonk...

Buat gw itu pujian selangit. Apakah mungkin karena I’m cooking with love? Yup!! That’s the secret recipe. Dan mungkin itu juga yang selalu membuat gw merasa kangen pengen ke Bandung, leyeh-leyeh di rumah nyokap dan yang pasti menyantap semua sajian yang dimasak oleh Mama n Papa (bokap jago masak juga loch!!). Mulai dari tahu telor, mie rebus, nasi minyeuk, nasi tomat, gulai kambing, kari sapi, kambing bumbu kecap, tongseng, sampai tom yam goong (yang ini eksperimen bokap setelah dia makan tom yam terenak di S’pore) dan lainnya --yang banyak kalau harus disebutin semua.

Their foods are faboulus. They’re the greatest. They are cooking with love....

Apalah Artinya Sebuah Nama


Itu yang pernah dikatakan Shakespeare long, long ago. Tapi buat gw, nama adalah doa. Nama yang diberikan orang tua adalah doa mereka untuk anak-anaknya. Karena menurut junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, salah satu kewajiban orang tua adalah memberikan nama yang indah untuk anaknya.

Anak gw yang pertama lahir hari Selasa, 23 September 1997, pukul 22.15. Baru memasuki hari ketujuhlah, kami merasa mantap dengan nama yang diberikan untuknya. Haikal Muhammad Diffa. Haikal, artinya pokok yang rimbun, maksudnya semoga kelak dia dapat menjadi tempat berlindung untuk adiknya atau keluarganya. Muhammad adalah nama yang diberikan oleh abushi-nya, semoga akhlaknya meneladani akhlak Rasulullah. Diffa artinya pertahanan diri yang kuat. Mudah-mudahan Diffa menjadi pribadi yang mampu menahan segala godaan, cobaan, serta tegar dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi-Nya.




Empat setengah tahun kemudian, lahirlah Najya, tepatnya pada hari Kamis, 7 Februari 2002, pukul 18.50. Haifa Najya Zaffara, itu nama yang sudah dipersiapkan ketika melalui USG kami tahu bahwa we’re having a daughter. Haifa artinya cantik, indah. Najya artinya kind, sedangkan Zaffara artinya bijaksana. Semoga ia menjadi perempuan yang indah lahir dan batinnya, baik, lembut hatinya, welas asih, dan bijaksana dalam menjalani kehidupannya.





Dan setiap kali menyebut nama mereka, saat itu juga (disadari atau tidak) gw sedang mendoakan mereka. I will always, Insya Allah, pray for them. They're the most beautiful gifts in my life. They're the lights of my soul.


What else is reaching for heaven but a prayer?
There are prayers in their names.


Diffa, Najya,
Bunda loves you.

Miss Matching

Banyak temen yang manggil gw “miss Matching” (suka rada ge er juga sih..). Panggilan ini mungkin me-refer pada benda-benda yang sedang gw pakai, gw bawa atau melekat di badan gw. Memang yang paling gampang di-matching-in adalah dari warna benda tersebut, misalnya tas dan sepatu yang sewarna, atau celana dengan kerudung yang melekat di kepala dan seterusnya. Tapi gw bukan satu-satunya perempuan yang suka berusaha untuk me-matchingkan benda-benda di sekujur tubuh. Masih banyak “miss matching” lain yang beredar di kantor gw, atau di tempat lain di belahan dunia lain. Ceille.

Rasa-rasanya hampir semua perempuan yang memang memperhatikan penampilan pasti akan berusaha terlihat matching, atau minimal, ngga tabrakan. Mulai dari baju, sepatu, jam tangan, tas, atau stationary. Beberapa temen di kantor, kalau kita bongkar tempat pensilnya yang berwarna itu, pasti di dalamnya berisi alat-alat tulis yang juga sama warnanya, mulai dari pensil mekanik, ballpoint, gunting, stapler, lem, rautan, type-ex, penghapus, dll. Ada manfaatnya juga sih, kita jadi tau property masing-masing, misalnya tempat pensil warna ungu beserta isinya pasti punya-nya mbak yu Wied, atau si merah dan seperangkat isinya pasti punyanya mamie n’Die, dan yang oranye gonjreng itu punya gw, dst. Nah, khusus untuk perempuan-perempuan yang hobby matching-in alat tulis ini biasanya termasuk ke dalam stationary-freak juga. Artinya, dari jaman kecilnya dulu udah seneng ngumpulin pernak-pernik alat tulis. Coba deh, suruh mereka ke toko buku, terutama ke corner yang memajang berbagai pernak-pernik alat tulis, atau baru baca plang ”stationary” yang tergantung di plafon toko buku, baik disadari atau tidak, pasti kakinya udah berbelok atau sekedar mampir ke arah situ (walaupun gak harus beli).

Tapi tunggu dulu... jangan langsung membayangkan gw adalah ibu-ibu yang suka ditemui di mal-mal dengan kaos ketat berwarna oranye, pake celana bernuansa carroty, menyandang tas kulit jeruk warna oranye muda, melangkah dengan high heel bertali oranye menyala dan sematan jepit blink-blink berbatu oranye di rambutnya yang ber-highlight copper red. No way....

Gw masih mengikuti norma-norma yang diajarkan pakar grooming di kantor gw. ”You’d better wear fuchsia bag and shoes for your black or dark blue suit”, she said. Yang artinya, jangan sampai coba-coba pakai barang sewarna dari ujung rambut sampai ujung kaki. Don’t you dare leaving your house in monochrome!! Apalagi ber-oranye ria, kaya seragam tukang parkir yang udah gak dipakai hampir satu dekade yang lalu (seragam petugas secure parking aja udah matching loch). Jadi maksudnya, fuchsia bag tadi akan jadi eye catching, atau pemberi aksen dramatis dari keseluruhan penampilan. Gw sendiri suka bereksperimen dalam urusan mendandani muka gw (yang makin lama makin bulet aja, neeh..). Misalnya, gw akan membubuhkan eye shadow warna hijau pupus waktu lagi pakai blouse baby pink. Gw gak akan berani pakai lipstick shocking pink untuk kemeja pink. Atau menjadi cewe berkelopak mata biru hanya karena lagi pakai baju dengan warna biru yang exactly the same. Kalau masih dalam nuansa warna yang sama, boleh laah. Tapi, coba deh pake lipstick warna bibir yang disempurnakan dengan ulasan lip gloss, jangan pakai eye shadow pink, cukup sapukan shading tepat di bawah alis serta bubuhkan maskara pada bulu mata yang udah dijepit. Dijamin lebih segerrr....

Ternyata dalam urusan matching-matching-an ini, gw punya kesamaan lain dengan salah satu temen gw. Dan yang ini hukumnya wajib! Setiap keluar rumah pastikan bahwa bra dan CD yang lagi dipakai sudah matching. At least warnanya sama atau senada. Buat gw sendiri sih, lebih karena alasan psikologis aja, rasanya kok lebih nyaman kalau tau bahwa daleman yang lagi dipakai memang matching dan dalam kondisi layak pakai (gak ada bekas tembakan peluru alias bolong, gitcu). Tapi waktu gw tau salah satu alasan teman gw itu memakai daleman matching adalah karena sebuah petuah dari ibunya, rasanya kok jadi make sense juga. Kata beliau, kita kan tidak pernah akan tahu kalau tiba-tiba kita (amit-amit) pingsan di jalan atau something happen along the day, dan kita terpaksa harus dilarikan ke emergency atw klinik terdekat. Bayangkan ketika team paramedis (ada yang ganteng lagi :P) mau memeriksa, ternyata kita sedang memakai bra renda-renda dengan warna biru turqois sedangkan CD-nya berwarna putih tua agak krem (dekil, maksudnya) dan ada jendelanya lagi... What a disaster !!

Sorenya, terpampang headline di sebuah harian petang ibu kota,
Diketemukan wanita pingsan berinisial XY dengan beberapa lubang di CDnya....

Tua di Jalan


Beberapa bulan terakhir, kalau melewati jalan Rasuna Said terutama dari arah Menteng menuju Mampang, terasa sekali kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Di pembatas antara jalur lambat dan jalur cepat sepanjang jalan itu sedang dibangun tiang-tiang pancang yang sebagian masih berupa kumpulan batang-batang baja sebagai tulang untuk kolom-kolom yang akan menyangga lintasan Jakarta Monorail.
Padahal, tahun sebelumnya, gw masih mencoba beradaptasi dengan koridor bus way yang membentang di jalan-jalan protokol yang 3 in 1. Padahal lagi, belum hilang rasa lelah gw ketika harus menyusuri route tetap antara rumah dan kantor beberapa tahun sebelumnya, yaitu sekitar sepanjang tahun 2003, dimana di beberapa titik kemacetan (lampu merah) antara Cawang - Semanggi sedang dibangun fly over.

Tapi kok rasanya gw masih merasa beruntung. Jarak antara rumah dan kantor dalam kondisi kemacetan dapat ditempuh kurang lebih dalam 50 menit. Dimana gw bisa melenggang hanya dalam 10 menit di malam hari untuk route yang sama. Gw gak bisa bayangin temen-temen yang harus menempuh sekitar 2 jam setiap harinya untuk berangkat ke kantor. Berarti dari rumah harus jam 6 pagi, berarti mandi jam 5 pagi, berarti bangun jam 4 pagi, atau bahkan lebih pagi lagi sebelum terdengar suara kokokan si ayam jago di kampung sebelah. Brrr.... Salut rasanya, karena mereka sudah mampu beradaptasi dengan waktu tempuh yang panjaaang dan lamaaaa. Udah biasa tuh, sergah mereka. Artinya, jika mereka menempuh 4 jam dalam sehari untuk pp, maka dalam sebulan mereka menghabiskan 120 jam di jalanan atau lebih dari16 % umur mereka. (Eh, matematika-nya bener gak ya?) Dari sebuah studi yang pernah gw baca, ternyata di Amerika sana, orang-orang yang tinggal di daerah suburb memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang tinggal di down town. Padahal sistem transportasi yang ada sudah cakep, padahal lagi maksud mereka tinggal di daerah pinggiran adalah untuk mendapatkan kualitas pemukiman yang lebih baik lengkap dengan back yard-nya yang luas.

Meanwhile, Bang Yos sudah mencanangkan rencana pembangunan sistem transportasi di kota metropolitan ini. Sebanyak 10 koridor busway akan selesai di tahun 2010, lengkap dengan jalur feeder busway yang akan mengelilingi urat-urat nadi jalanan di ibu kota. Belum lagi rencana subway bebas banjir antara blok M dan daerah segitiga emas di Jakarta. Kebayang kan, masih beberapa tahun ke depan kemacetan akan menjadi menu sehari-hari di sepanjang jalan yang sedang diperbaiki sistem transportasi-nya itu. Belum lagi kemacetan yang diakibatkan jumlah mobil yang terus meningkat tiap tahunnya ditambah dengan jumlah kendaraan beroda dua yang meningkat berkali-kali lipat. Anyway.....

Sekali lagi gw merasa beruntung. Kemacetan lalu lintas karena tersendatnya laju kendaraan di jalan-jalan yang sedang ditingkatkan sistem transportasinya itu, baru gw alami selama 10 tahun ini. Yup! Baru di tahun 1996 secara resmi gw menjadi penduduk ibu kota (maap ye, aye menuh-menuhin kota Betawi). Sebelumnya, kota Jakarta ini cuma gw singgahi secara berkala sebagai alamat libur (kaya yang biasa gw tulis di buku kenang-kenangan jaman SD dulu, hehe...). At least gw merasa lebih beruntung dari suami gw. Bayangkan selama masa kuliahnya, ditambah dengan beberapa tahun sebagai asisten dosen, ia harus menempuh jalan antara Cawang – Grogol, yang saat itu sedang dibangun jalan tol dalam kota. Pemandangan yang itu-itu saja harus dilalapnya setiap hari. Penderitaannya tidak hanya karena polusi udara saja, tapi polusi suara juga. Perjalanan menimba-ilmu nya harus diiringi dengan irama dentuman pile driving (alat untuk membuat tempat ditanamnya tiang pancang).
More than 5 years !!
Bong...Bong...Bong...
Bong…Bong…Bong Bong…Bong…Bong….


Look at the bright side, every body….

Many years after 2010, mudah-mudahan sistem tansportasi di Jakarta udah oke, artinya, anak-anak kita gak usah mengalami penderitaan seperti kita. Lalu lintas yang rapi dan teratur, alat transportasi massal yang nyaman dan murah, subway yang bersih dan bebas preman. Mmmh.... semoga itulah yang akan mereka nikmati.