Friday, January 27, 2006

Tua di Jalan


Beberapa bulan terakhir, kalau melewati jalan Rasuna Said terutama dari arah Menteng menuju Mampang, terasa sekali kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Di pembatas antara jalur lambat dan jalur cepat sepanjang jalan itu sedang dibangun tiang-tiang pancang yang sebagian masih berupa kumpulan batang-batang baja sebagai tulang untuk kolom-kolom yang akan menyangga lintasan Jakarta Monorail.
Padahal, tahun sebelumnya, gw masih mencoba beradaptasi dengan koridor bus way yang membentang di jalan-jalan protokol yang 3 in 1. Padahal lagi, belum hilang rasa lelah gw ketika harus menyusuri route tetap antara rumah dan kantor beberapa tahun sebelumnya, yaitu sekitar sepanjang tahun 2003, dimana di beberapa titik kemacetan (lampu merah) antara Cawang - Semanggi sedang dibangun fly over.

Tapi kok rasanya gw masih merasa beruntung. Jarak antara rumah dan kantor dalam kondisi kemacetan dapat ditempuh kurang lebih dalam 50 menit. Dimana gw bisa melenggang hanya dalam 10 menit di malam hari untuk route yang sama. Gw gak bisa bayangin temen-temen yang harus menempuh sekitar 2 jam setiap harinya untuk berangkat ke kantor. Berarti dari rumah harus jam 6 pagi, berarti mandi jam 5 pagi, berarti bangun jam 4 pagi, atau bahkan lebih pagi lagi sebelum terdengar suara kokokan si ayam jago di kampung sebelah. Brrr.... Salut rasanya, karena mereka sudah mampu beradaptasi dengan waktu tempuh yang panjaaang dan lamaaaa. Udah biasa tuh, sergah mereka. Artinya, jika mereka menempuh 4 jam dalam sehari untuk pp, maka dalam sebulan mereka menghabiskan 120 jam di jalanan atau lebih dari16 % umur mereka. (Eh, matematika-nya bener gak ya?) Dari sebuah studi yang pernah gw baca, ternyata di Amerika sana, orang-orang yang tinggal di daerah suburb memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang tinggal di down town. Padahal sistem transportasi yang ada sudah cakep, padahal lagi maksud mereka tinggal di daerah pinggiran adalah untuk mendapatkan kualitas pemukiman yang lebih baik lengkap dengan back yard-nya yang luas.

Meanwhile, Bang Yos sudah mencanangkan rencana pembangunan sistem transportasi di kota metropolitan ini. Sebanyak 10 koridor busway akan selesai di tahun 2010, lengkap dengan jalur feeder busway yang akan mengelilingi urat-urat nadi jalanan di ibu kota. Belum lagi rencana subway bebas banjir antara blok M dan daerah segitiga emas di Jakarta. Kebayang kan, masih beberapa tahun ke depan kemacetan akan menjadi menu sehari-hari di sepanjang jalan yang sedang diperbaiki sistem transportasi-nya itu. Belum lagi kemacetan yang diakibatkan jumlah mobil yang terus meningkat tiap tahunnya ditambah dengan jumlah kendaraan beroda dua yang meningkat berkali-kali lipat. Anyway.....

Sekali lagi gw merasa beruntung. Kemacetan lalu lintas karena tersendatnya laju kendaraan di jalan-jalan yang sedang ditingkatkan sistem transportasinya itu, baru gw alami selama 10 tahun ini. Yup! Baru di tahun 1996 secara resmi gw menjadi penduduk ibu kota (maap ye, aye menuh-menuhin kota Betawi). Sebelumnya, kota Jakarta ini cuma gw singgahi secara berkala sebagai alamat libur (kaya yang biasa gw tulis di buku kenang-kenangan jaman SD dulu, hehe...). At least gw merasa lebih beruntung dari suami gw. Bayangkan selama masa kuliahnya, ditambah dengan beberapa tahun sebagai asisten dosen, ia harus menempuh jalan antara Cawang – Grogol, yang saat itu sedang dibangun jalan tol dalam kota. Pemandangan yang itu-itu saja harus dilalapnya setiap hari. Penderitaannya tidak hanya karena polusi udara saja, tapi polusi suara juga. Perjalanan menimba-ilmu nya harus diiringi dengan irama dentuman pile driving (alat untuk membuat tempat ditanamnya tiang pancang).
More than 5 years !!
Bong...Bong...Bong...
Bong…Bong…Bong Bong…Bong…Bong….


Look at the bright side, every body….

Many years after 2010, mudah-mudahan sistem tansportasi di Jakarta udah oke, artinya, anak-anak kita gak usah mengalami penderitaan seperti kita. Lalu lintas yang rapi dan teratur, alat transportasi massal yang nyaman dan murah, subway yang bersih dan bebas preman. Mmmh.... semoga itulah yang akan mereka nikmati.

No comments: